Coba perhatikan gambar diatas . Apa gambar yang
muncul di pikiran anda pertama kali saat melihat gambar tersebut ? apakah anda
hanya melihat satu objek saja atau mungkin lebih ? mari kita cermati.
Berdasarkan ilustrasi di atas ini. Ada yang
menyebut gambar ini adalah seorang kakek yang berjanggut putih. Tapi ada juga
yang menyebut gambar ini adalah seorang lelaki yang memakai topi Sombrero
sedang menunggang kuda.
Itulah persepsi. Apa sebenarnya pengertian persepsi
itu?
Persepsi
Adalah suatu
proses dimana individu
mengorganisasikan dan menafsirkan
kesan inderamereka agar
memberikan makna bagi lingkungan di sekitar mereka. Namun, apa yangkita rasakan
dapat secara substansial berbeda dari realitas objektif..contohnya,
semuakaryawan dalam sebuah
perusahaan mengaggap sebagai
tempat yang kondisinyabagus untuk bekerja, tugas pekerjaan yang menarik, upah yang baik, manajemenpengertian dan bertanggung jawab.
Tetapi seperti yang kita tahu bahwa sangat sulituntuk menemukan hal-hal itu.
Persepsi
seseorang : membuat penilaian mengenai orang lain.
Contohnya apabila seorang mahasiwa mendapatkan
nilai yang jelek saat ujian. Kemudian kita menilai hal ini disebabkan karena
mahasiswa tersebut malas belajar, maka hal ini merupakan faktor internal.
Sedangkan jika kita menilai mahasiswa tersebut mendapat nilai yang jelek saat
ujian karena suasana rumah yang kurang kondusif menyebabkan mahasiswa tersebut
tidak bisa konsentrasi maka hal ini merupakan faktor eksternal.
Fundamental
atribution error
Contohnya seorang dosen menilai mahasiswanya
mendapatkan nilai jelek karena disebabkan oleh kemalasan mahasiswa itu sendiri
bukan karena faktor eksternal dimana suasana rumahnya yang tidak kondusif.
Self
serving bias
Contohnya, seorang mahasiswa yang mendapatkan
nilai bagus di anggap merupakan hasil usahanya sendiri, sedangkan kalau
mahasiswa tersebut mendapatkan nilai jelek di anggap karena rumah yang tidak
kondusif.
KASUS 1
Perusahaan A mengalami kegagalan didalam suatu
produk. Sehingga memungkinkan perusahaan mengalami kebangkrutan untuk mencegah
agar perusahaan tidak mengalami hal itu maka pemimpin menyarankan untuk melakuakn
pengurangan karyawan atau PHK. Hal ini menyebabkan banyak karyawan menanggapi
keputusan tersebut dengan negatif seperti adanya demo buruh. Sedangkan menurut
pemegang saham lainnya, perusahaan tidak harus mengurangi karyawannya karena
menurutnya hal itu bukanlah hal yang efektif untuk menyelesaikan masalah
perusahaan dan dia yakin bahwa perusahaan akan kembali normal seiring dengan
perbaikan-perbaikan produk perusahaan yang diusahkan secara efektif dan
efisien. Sehingga hal ini menyebabkan pemimpin perusahaan menjadi bingung untuk
mengambil keputusan yang seharusnya.
Hal ini
merupakan contoh dari risk aversion
karena pemimpin perusahaan ini ambisius dan cenderung menghindari resiko maka
dari itu dia mengambil keputusan untuk memPHK karyawannya.
Hal ini juga termasuk dalam Overconfidence bias dimana pemegang saham lainnya tetap ingin
mempertahankan karyawan agar tidak ada pengurangan karyawan karena dia optimis
perusahaan akan kembali dalam keadaan normal.
Misalnya perusahaan tersebut lebih memilih untuk
melakukan PHK dan ternyata setelah melakukan PHK, hasilnya tidak sesuai yang di
harapkan dimana perusahaan tetap mengalami kebangkrutan. Hal tersebut termasuk
dalam Escalation of commitment.
Kasus
2
Seseorang yang mau
pergi ke Bali lebih memilih untuk pergi menggunakan Bus daripada naik
pesawat,karena terlalu banyak berita terjadinya kecelakaan pembajakan
pesawat,sehingga beliau tidak berani untuk menggunakan pesawat lagi saaat
berpergian.Karena dia menanggap bahwa kejadian itu bisa saja terjadi lagi
karena pesawat terbang hanyalah besi terbang yang jika terjadi kesalahan saja
bisa jatuh.
Hal ini merupakan
contoh Availability bias,karena
adanya informasi-informasi yang terlalu memberi kesan negatif ke
pesawat,sehingga mindset orang itu jika mendengar kata pesawat adalah jatuh
atau segala sesuatu yang berbau negatif.
Selain itu ini juga
merupakan contoh Randomness error,karena
banyaknya kejadian pesawat terbang yang mengalami kecelakaan seperti baru-baru
ini juga,sehingga dia bisa berpendapat bahwa nantinya di masa depan,hal itu
tidak memungkinkan bisa terjadi lagi.Karena orang itu memiliki persepsi bahwa
hingga sekarang hal itu masih terjadi,sehingga tidak memungkinkan hal itu
terjadi lagi nantinya.
Dalam pengambilan
keputusan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor ketersediaan data yang
ada bersifat ambigu atau non-ambigu dan rasional atau intuisi. Contohnya yaitu
ketika seorang manager keuangan dalam sebuah perusahaan. Ketika manager
tersebut ingin membuat laporan keuangan perusahaan dimana data-data keuangan
serta jenis laporan yang diperlukan jelas, maka manager tersebut akan mengambil
keputusan dengan gaya Directive.
Akan tetapi ketika data-data keuangan perusahaan tersebut masih tidak jelas dan
harus membuat laporan, maka manager tersebut akan mengambil keputusan dengan
gaya Analitycal dimana manager akan
mengira-ira atau berspekulasi akan nominal yang harus diperhitungkan. Ketika manager keuangan tersebut ditugaskan
untuk memprediksi peluang keuntungan yang mungkin dapat diperoleh oleh sebuah
perusahaan, maka manager tersebut akan mengambil keputusan dengan gaya Konseptual. Dan ketika seorang manager
tersebut ditugaskan untuk membuat sebuah laporan, manager tersebut tidak perlu
menghafalkan jenis-jenis laporan keuangan atau mengikuti kaidah akuntansi akan
tetapi manager tersebut akan langsung dapat menghitung estimasi keuangan yang
ia hitung karena sudah terbiasa dalam melakukannya. Pada saat itulah manager
mengambil keputusan secara Behavior