Rabu, 12 Maret 2014

Attitude

Attitude adalah sikap, tingkah laku atau perilaku seseorang dalam berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan sesama manusia. Sering kali kita menganggapnya adalah sebuah kesopanan, tapi sebenarnya kesopanan adalah bagian dari attitude. Orang yang sopan belum tentu mempunyai attitude yang baik, namun orang yang memiliki attitude yang baik sudah pasti dapat berperilaku sopan.

Attitude tidak saja terbentuk dari pengaruh di dalam diri (seperti persepsi yang ada di benak kita), melainkan juga dari luar, seperti pengaruh teman, televisi, dan sebagainya. Kata-kata yang sering kita lontarkan, atau kalimat orang lain yang suka kita dengarpun turut membentuk sikap kita. Kemudian, sikap tadi membentuk kebiasaan atau behavior; tindakan atau aktivitas sehari-hari.

Attitude sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita. Contoh yang paling dekat adalah pada pergaulan kita. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, yang paling melekat di ingatan orang lain adalah attitude kita. Orang tersebut tidak akan mengingat detail apa yang kita kenakan, tapi orang lain akan detail menilai attitude kita. Karena Attitude lebih penting daripada penampilan, karunia, kecerdasan dan keahlian yang kita miliki. Tanpa Attitude yang baik, maka tidak berguna keempat hal yang kita miliki tersebut.

Apabila kita memiliki attitude atau sikap yang buruk, jangan harap orang-orang disekitar kita akan respect terhadap kita. Bukankah kita sendiri juga akan lebih menghargai orang lain dengan attitude yang baik.

Apakah Attitude dapat diubah? jawabannya tentu bisa. Kita dapat mengontrol attitude kita agar menjadi attitude yang baik lalu menjadi kebiasaan baru, sehingga kita menjadi pribadi yang menyenangkan. Hal ini diawali dengan menghargai orang lain dan diri sendiri. Menghargai orang lain adalah hal pertama untuk dapat besikap dengan baik pada orang lain, tanpa menghargai orang lain kita juga tidak akan pernah dihargai. Sebagai contoh, kita sering meremehkan orang lain, “Gak banget deh, hari gini, bawa motor aja gak bisa”, “Siapa dia? masa gue harus cape-cape bantuin?”. Kitta ubah pola pikirnya menjadi, “Kalau memang belum bisa, saya bisa membantu”, “Siapapun dia, saya bisa berbuat kebaikan lebih dahulu”. Mari ubah semua pola pikir kita, dari meremehkan orang lain, menjadi menghargai orang lain.

Kemudian selanjutnya kita hanya harus terus mengasah, mengolah, dan membiasakan pola pikir baru kita. Nantinya pola pikir baru ini akan menjadi attitude yang lebih baik dalam diri kita, yang selanjutnya akan menjadi kebiasaan.

          Komponen sikap
       -Cognition (pengertian): Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber.
Contoh : orang tahu bahwa uang itu  bernilai, karena mereka melihat harganya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kita tentang uang itu mengandung pengertian bahwa kita tahu tentang nilai uang.

        -Affect (keharuan): Emosi dan perasaan konsumen mengenai produk atau merk tertentu.
Contoh : jika orang mengatakan bahwa mereka senang uang, ini melukiskan perasaan mereka terhadap uang.        
 -Behaviour (perilaku) : Kemungkinan atau kecenderungan bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek sikap tertentu
Contoh : karena uang adalah sesuatu yang bernilai, orang menyukainya dan mereka berusaha (bertindak) untuk mendapatkan gaji yang besar.

         -Kepuasan kerja
contoh : ketika ada kegiatan sosial dan anda ditugaskan untuk membantu masyarakat dalam membangun wc umum dipedesaan dan kegiatan tersebut terlaksana dengan baik, maka anda akan memiliki rasa kepuasan terhadap pekerjaan yang anda lakukan karena telah membantu sesama.

  -Keterlibatan kerja
Contoh :  pekerja yang peduli terhadap pekerjaan dan perusahaannya cenderung memberikan saran untu kemajuan perusahaan pada saat rapat.

        -Komitmen organisasi : saat perusahaan mengalami permasalahan terkait dengan produk perusahaan yang cukup berat sehingga sampai di pengadilan. Para karyawan menyuarakan dukungan mereka terhadap perusahaan mereka di depan pengadilan. Hal ini disebabkan karena komitmen keorganisasian yang kuat membuat karyawan melakukan indentifikasi terhada perusahaan mereka yang tertimpa masalah.

          Mengukur Hubungan A – B
          Hubungan yang di asumsikan A-B adalah Atitute dan Behaviour atau Sikap dan Perilaku. Berdasarkan atas evaluasi sejumlah studi yang meneliti hubungan A-B, kajian ulang menyimpulkan bahwa sikap tidak terkait dengan perilaku, atau kemungkinan terbaiknya sedikit berhubungan. Penelitian terbaru yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan A-B dapat diubah dengan memperhatikan variable pelunak yang mungkin.
           Variabel-variabel pelunak yang telah ditemukan adalah arti penting sikap, spesifitas sikap,aksebillitas sikap, apakah terdapat tekanan sosial, dan apakah seseorang mempunyai pengalaman langsung mengenai sikap.
          Sikap-sikap penting adalah sikap yang mencerminkan nilai-nilai fundamental, kepentingan-diri, atau identifikasi dengan individu-individu atau kelompok yang dihargai seorang pribadi. Sikap yang mudah diingat lebih mungkin untuk memperkirakan perilaku daripada sikap yang tidak dapat dijangkau oleh ingatan. Perbedaan antara sikap dan perilaku lebih mungkin terjadi ketika tekanan sosial untuk berperilaku dengan cara tertentu mempunyai kekuatan yang luar biasa.
           -Variabel pelunak

         -Teori “persepsi-diri”
Meski sebagian besar teori A-B membuahkan hasil positif, para peneliti mencapai korelasi tetap lebih tinggi dengan menyelidiki arah yang lain apakah perilaku mempengaruhi sikap. Teori persepsi diri telah memberikan sejumlah penemuan yang menggembirakan, ektika ditanya tentang sikap terhadap obyek tertentu individu mengingat- ingat perilaku mereka yang relevan terhadap obyek tersebut dan kemudian menyimpulkan sikap mereka dari perilaku masa lalu. Jadi ketika ada seorang karyawan ditanya mengenai perasaan mereka menjadi pelatih khusus di “JW MARRIOT” kemungkinan besar ia akan berpikir “saya telah mengerjakan pekerjaan yang sama  di Marriot sebagai pelatih khusus selama 10 tahun, tidak ada yang mendorong saya untuk bertahan pada pekerjaan ini. Jadi teori persepsi diri berpendapat bahwa sikap-sikap digunakan setelah fakta muncu untuk membenarkan kejadian yang telah terjadi bukannya alat pemicu dan pemandu suatu tindakan. Teori ini berlawanan dengan teori disonansi positif.

- penerapan  : survey-survey sikap

Metode ini digunakan mempunyai tujuan untuk mengetahui informasi tentang karyawan. Metode ini berisi tentang sejumlah butir pertanyaan yang diberikan untuk karyawan yang sebelumnya telah dirumuskan terlebih dahulu agar dapat menggali secara maksimal informasi tentang karyawan. Manfaat dari survei sikap adalah dapat memberikan umpan balik bagi perusahaan jika dilakukan secara teratur dan terus menerus. Umpan balik tersebut akan sangat berharga bagi manajemen tentang bagaimana karyawan mempersepsikan keadaan kerja mereka. Kebijakan dan praktek yang objektif dan terlihat adil oleh manajemen mungkin akan tampak tidak adil bagi karyawan secara umum atau oleh kelompok-kelompok karyawan tertentu. Jika persepsi-persepsi terdistorsi membuahkan sikap negatif terhadap pekerjaan dan organisasi, maka sangat penting bagi manajer untuk mengetahuinya. Karena pada dasarnya perilaku berdasar pada persepsi, jika seorang karyawan mengundurkan diri karena dia merasa dibayar terlalu rendah dan menurut pandangan manajemen sudah memberika gaji yang bersaing maka akan mempunyai dampak yang sama jika mereka benar-benar di bayar dengan gaji yang rendah.

- Sikap dan Keragaman Angkatan Kerja
Para manajer sudah sangat peduli dengan perubahan sikap karyawan yang merupakan pergeseran sudut pandang terhadap isu-isu ras, jenis kelamin, dan perbedaan lainnya. Komentar tertentu yang dilontarkan rekan kerja berjenis kelamin berbeda 20 tahun yang lalu yang dahulu adalah pujian sekarang bias jadi sebagai pembatasan karir. Dengan demikian perusahaan menanamkan investasi dalam bentuk pelatihan untuk pembentukan ulang sikap karyawan.
 Salah satunya adalah program keberagaman yang berfokus pada bagaimana cara mengevaluasi diri sendiri. Orang ditekan untuk menilai diri mereka sendiri dan menentang stereotipe-stereotip etnis dan budaya yang mungkin mereka pegang. Kemudian mereka mengikuti diskusi-diskusi kelompok atau panel dengan perwakilan mereka masing-masingdari kelompok berbeda. Kegiatan lainnya yang ditambahkan dan dirancang untuk mengubah sikap antara lain adalah merancang orang agar melakukan tugas sukarela dalam komunitas atau pusat-pusat layanan sosial sehingga dapat bertatap muka dengan individu dan kelompok lain dari latar belakang yang berbeda dan menggunakan latihan-latihan yang memungkinkan peserta merasakan jika mereka berbeda.

-Sikap dan konsistensi : narkoba adalah zat adiktif yang dapat merugikan manusia. Tetapi masih banyak manusia yang menggunakan narkoba padahal pemerintah sudah menghimbau melalui slogan say no to drug.

Teori disonansi kognitif : Seorang remaja perempuan sangat menyukai artis justin bieber yang sedang tren saat ini. Dan kebetulan,artis tersebut akan konser di negaranya tahun ini. Ia ingin sekali menonton,tetapi ia tidak memiliki uang. Ia mencoba mengumpulkan uang,tetapi tidak cukup. Akhirnya ia menyerah dan menganggap bahwa konser itu biasa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar