Rabu, 26 Maret 2014

Persepsi dan Pengambilan Keputusan



















Coba perhatikan gambar diatas . Apa gambar yang muncul di pikiran anda pertama kali saat melihat gambar tersebut ? apakah anda hanya melihat satu objek saja atau mungkin lebih ? mari kita cermati.
Berdasarkan ilustrasi di atas ini. Ada yang menyebut gambar ini adalah seorang kakek yang berjanggut putih. Tapi ada juga yang menyebut gambar ini adalah seorang lelaki yang memakai topi Sombrero sedang menunggang kuda.
Itulah persepsi. Apa sebenarnya pengertian persepsi itu? 

Persepsi
Adalah suatu  proses  dimana  individu  mengorganisasikan  dan  menafsirkan  kesan  inderamereka agar memberikan makna bagi lingkungan di sekitar mereka. Namun, apa yangkita rasakan dapat secara substansial berbeda dari realitas objektif..contohnya, semuakaryawan  dalam  sebuah  perusahaan  mengaggap  sebagai  tempat  yang  kondisinyabagus untuk bekerja,  tugas pekerjaan yang menarik,  upah yang baik,   manajemenpengertian dan bertanggung jawab. Tetapi seperti yang kita tahu bahwa sangat sulituntuk menemukan hal-hal itu.


Persepsi seseorang : membuat penilaian mengenai orang lain.
Contohnya apabila seorang mahasiwa mendapatkan nilai yang jelek saat ujian. Kemudian kita menilai hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut malas belajar, maka hal ini merupakan faktor internal. Sedangkan jika kita menilai mahasiswa tersebut mendapat nilai yang jelek saat ujian karena suasana rumah yang kurang kondusif menyebabkan mahasiswa tersebut tidak bisa konsentrasi maka hal ini merupakan faktor eksternal.

Fundamental atribution error
Contohnya seorang dosen menilai mahasiswanya mendapatkan nilai jelek karena disebabkan oleh kemalasan mahasiswa itu sendiri bukan karena faktor eksternal dimana suasana rumahnya yang tidak kondusif.

Self serving bias
Contohnya, seorang mahasiswa yang mendapatkan nilai bagus di anggap merupakan hasil usahanya sendiri, sedangkan kalau mahasiswa tersebut mendapatkan nilai jelek di anggap karena rumah yang tidak kondusif.

KASUS 1
Perusahaan A mengalami kegagalan didalam suatu produk. Sehingga memungkinkan perusahaan mengalami kebangkrutan untuk mencegah agar perusahaan tidak mengalami hal itu maka pemimpin menyarankan untuk melakuakn pengurangan karyawan atau PHK. Hal ini menyebabkan banyak karyawan menanggapi keputusan tersebut dengan negatif seperti adanya demo buruh. Sedangkan menurut pemegang saham lainnya, perusahaan tidak harus mengurangi karyawannya karena menurutnya hal itu bukanlah hal yang efektif untuk menyelesaikan masalah perusahaan dan dia yakin bahwa perusahaan akan kembali normal seiring dengan perbaikan-perbaikan produk perusahaan yang diusahkan secara efektif dan efisien. Sehingga hal ini menyebabkan pemimpin perusahaan menjadi bingung untuk mengambil keputusan yang seharusnya.

 Hal ini merupakan contoh dari risk aversion karena pemimpin perusahaan ini ambisius dan cenderung menghindari resiko maka dari itu dia mengambil keputusan untuk memPHK karyawannya.

Hal ini juga termasuk dalam Overconfidence bias dimana pemegang saham lainnya tetap ingin mempertahankan karyawan agar tidak ada pengurangan karyawan karena dia optimis perusahaan akan kembali dalam keadaan normal.

Misalnya perusahaan tersebut lebih memilih untuk melakukan PHK dan ternyata setelah melakukan PHK, hasilnya tidak sesuai yang di harapkan dimana perusahaan tetap mengalami kebangkrutan. Hal tersebut termasuk dalam Escalation of commitment.


Kasus 2
Seseorang yang mau pergi ke Bali lebih memilih untuk pergi menggunakan Bus daripada naik pesawat,karena terlalu banyak berita terjadinya kecelakaan pembajakan pesawat,sehingga beliau tidak berani untuk menggunakan pesawat lagi saaat berpergian.Karena dia menanggap bahwa kejadian itu bisa saja terjadi lagi karena pesawat terbang hanyalah besi terbang yang jika terjadi kesalahan saja bisa jatuh.

Hal ini merupakan contoh Availability bias,karena adanya informasi-informasi yang terlalu memberi kesan negatif ke pesawat,sehingga mindset orang itu jika mendengar kata pesawat adalah jatuh atau segala sesuatu yang berbau negatif.


Selain itu ini juga merupakan contoh Randomness error,karena banyaknya kejadian pesawat terbang yang mengalami kecelakaan seperti baru-baru ini juga,sehingga dia bisa berpendapat bahwa nantinya di masa depan,hal itu tidak memungkinkan bisa terjadi lagi.Karena orang itu memiliki persepsi bahwa hingga sekarang hal itu masih terjadi,sehingga tidak memungkinkan hal itu terjadi lagi nantinya.

Dalam pengambilan keputusan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor ketersediaan data yang ada bersifat ambigu atau non-ambigu dan rasional atau intuisi. Contohnya yaitu ketika seorang manager keuangan dalam sebuah perusahaan. Ketika manager tersebut ingin membuat laporan keuangan perusahaan dimana data-data keuangan serta jenis laporan yang diperlukan jelas, maka manager tersebut akan mengambil keputusan dengan gaya Directive. Akan tetapi ketika data-data keuangan perusahaan tersebut masih tidak jelas dan harus membuat laporan, maka manager tersebut akan mengambil keputusan dengan gaya Analitycal dimana manager akan mengira-ira atau berspekulasi akan nominal yang harus diperhitungkan.  Ketika manager keuangan tersebut ditugaskan untuk memprediksi peluang keuntungan yang mungkin dapat diperoleh oleh sebuah perusahaan, maka manager tersebut akan mengambil keputusan dengan gaya Konseptual. Dan ketika seorang manager tersebut ditugaskan untuk membuat sebuah laporan, manager tersebut tidak perlu menghafalkan jenis-jenis laporan keuangan atau mengikuti kaidah akuntansi akan tetapi manager tersebut akan langsung dapat menghitung estimasi keuangan yang ia hitung karena sudah terbiasa dalam melakukannya. Pada saat itulah manager mengambil keputusan secara Behavior

Tidak ada komentar:

Posting Komentar